Kitab Tsamrotul Janiyyah: Bab Taukid
Assalamualaikum...
Pada bab ini Tanya Jawab tentang masalah
- Pengertian dan pembagian Taukid
- Pengertian Taukid Lafdzy
- Pengertian Taukid Ma'nawy
(باب التوكيد)
س ما التوكيد؟
ج هو الإسم التابع لما قبله الذي ذكر لتقرير متبوعه برفع احتمال المجاز أو السهو
س كم أقسام التوكيد؟
ج قسمان لفظي وهو إعادة اللفظ الأول بعينه فعلا كان أو إسما أو حرفا أو جملة نحو أتاك أتاك وجاء زيد زيد
ولا لاأبوح بحب بثنة إنها * أخذت على مواثقا وعهودا واحبس واحبس
ومعنوي وهو بألفاظ معلومة وهي النفس والعين وجميع وعامة وكلا وكلتا مضافين للضمير ولايؤكد بهذه الألفاظ إلاالمعرفة على مذهب البصريين نحو جاء زيد نفسه أوعينه ورأيت الجيش كله واشتريت العبد كله أجميعه أوعامته َجاء الزيدان كلاهما وأيت الزيدين كليهما ورأيت المرأتين كلتيهما ويجب التصاله بضمير مطابق المؤكد وإذا أكد الضمير المستتر المتصل بالنفس أو العين وجب فصله بضمير منفصل نحو دخلت أنا نفسي وكل أنت عينك
Dalam komunikasi sehari-hari, seringkali kita perlu menekankan suatu poin atau memastikan pendengar memahami maksud kita secara harfiah, tanpa ada keraguan atau kemungkinan salah tafsir. Dalam bahasa Indonesia kita mungkin menggunakan kata "sendiri", "betul-betul" atau mengulang kata yang sama.
Dalam struktur bahasa arab yang kaya dan presisi (Nahwu), fungsi ini diemban oleh sebuah bab yang disebut "Taukid", atau penegasan / penguat. Memahami taukid sangat penting untuk menangkap nuansa makna dalam teks Arab klasik, Al-Qur'an dan hadis.
Artikel ini akan membahas definisi taukid dan dua pembagian utamanya, berdasarkan ringkasan dari tanya jawab di atas
Apa itu Taukid
Secara sederhana, taukid adalah teknik linguistik untuk memperkuat sebuah kata atau kalimat sebelumnya.
Definisi secara Nahwu
Taukid adalah kata benda (isim) yang mengikuti kata sebelumnya (muttaba') yang disebutkan untuk tujuan memperkuat makna yang diikuti tersebut, dengan menghilangkan kemungkinan makna majas (kiasan) atau keraguan / kelupaan (sahwu).
Tujuannya adalah memastikan pembaca atau pendengar memahami bahwa makna yang dimaksud adalah makna yang eksplisit dan harfiah, bukan makna kiasan, dan bahwa pembicara tidak sedang salah ucap.
Dua Jenis Taukid: Lafadz dan Makna
Para ulama nahwu membagi taukid menjadi dua jenis utama, berdasarkan cara penegasannya
1. Taukid Lafdzy (Penegasa Lafadz)
Ini adalah bentuk taukid yang paling mudah, yaitu dengan cara mengulangi lafadz yang pertama persis sama. Pengulangan ini bisa terjadi pada:
Kata Kerja (Kalimat Fi'il), contoh:
أَتَاكَ أَتَاكَ
"telah datang kepadamu, telah datang kepadamu"
Kata Benda (Kalimat Isim), contoh:
جَاءَ زَيْدٌ زَيْدٌ
"Telah datang kepadamu, telah datang kepadamu"
Huruf (Kalimat Huruf), contoh:
لَا لَا أَبُوْحُ
"Tidak, tidak aku akan membuka rahasia"
Kalimat Jumlah, contohnya pada pengulangan perintah
اِحْبِسْ اِحْبِسْ
"Tahan, tahan"
2. Taukid Ma'nawi (Penegasan Makna)
Jenis ini menggunakan kata-kata khusus yang sudah ditentukan dalam iomu nahwu, bukan sekadar pengulangan lafadz. Kata-kata khusus ini berfungsi untuk memberikan penegasan pada maknanya.
Ada enam lafadz utama yang digunakan dalam Taukid Ma'nawy
| Lafadz Arab | Arti | Fungsi |
|---|---|---|
| النفس |
Diri Sendiri | Menegaskan Individu Tunggal |
| العين | Diri Sendiri | Menegaskan Individu Tunggal |
| جميع | Semuanya | Menegaskan Keseluruhan |
| عامة | Umumnya / Semua | Menegaskan Keseluruhan |
| كلا | Keduanya (Laki-laki) | Menegaskan dua subjek maskulin |
| كلتا | Keduanya (Perempuan) | Menegaskan dua subjek feminim |
Syarat Penting Taukid Ma'nawy
Harus Disertai Dhomir (Kata Ganti) : Semua lafadz di atas wajib disambungkan (di idhofahkan) dengan dhomir yang sesuai. Contoh
نَفْسُهُ، كُلَّهُ، كِلَاهُمَا
Menegaskan Isim Ma'rifah : Menurut Madzhab Bashroh, taukid jenis ini hanya digunakan untuk kata benda yang sudah spesifik (ma'rifah, bukan umum / nakiroh)
Contoh Penerapan Taukid Ma'nawy
Individu, contoh:
جَاءَ زَيْدٌ نفسه / عينه
Keseluruhan, contoh:
رأيت الجيش كله
Dual (Dua Objek), contoh:
جاء الزيدان كلاهما
رأيت المرأتين كلتيهما
Catatan Khusus: Menegaskan Subjek Tersembunyi
Ada kaidah unik saat menegaskan subjek tersembunyi (Dhomir Mustatir), seperti pada kata perintah. Jika kita menggunakan النفس atau العين untuk menegaskannya, kita wajib menyisipkan dhomir pemisah yang terlihat (munfashil), contoh:
دخلتُ أنا نفسي
Tanpa lafadz أنا, kalimatnya kurang tepat dalam konteks taukid ini
كُلْ أنت عينك
Tanpa lafadz أنت (Dhomir Munfashil), maka kalimatnya kurang tepat dalam konteks taukid ini).
Kesimpulan
Taukid adalah alat penting dalam bahasa arab untuk menghilangkan keraguan dan menguatkan makna yang disampaikan. Baik melalui pengulangan lafadz maupun penggunaan kata-kata spesifik (ma'nawy).
Wassalamualaikum...
