HefLdMeicEtUwtueWBWH3PTTkGBfKDvF5ornRJYT
Bookmark

Kitab Durrul Farid: Sifat Hayat

Assalamualaikum...

Kitab Durrul Farid: Sifat Hayat

Sifat wajib bagi Allah yang kesepuluh adalah Sifat Hayat, secara harfiah artinya Hidup dan lawannya adalah Sifat Maut yang berarti Mati.

Pada pembahasan Sifat Hayat ini Mushonnif akan memaparkan dan menjelaskan tentang

  • Pengertian Sifat Hayat
  • Dalil Sifat Hayat
  • Tutorial menyusun dalil


(الدر الفريد)

الصفة العاشرة الواجبة له تعالى الحياة وهي صفة له تعالى أزلية موجودة تصحح لمن قامت به الإدراك أي تصحح له أن يكون مدركا للأشياء أي عالما بحقيقتها وسميعا بها وبصيرا بها

وحياته ليست بروح بل حياته لذاته أي من غير واسطة شيئ زائد عليها كالروح فلذا لايعتريه الموت بخلاف حياة الحوادث فإنها بشيئ زائد على ذواتها وهو الروح فلذا يعتريها الموت

وحياته تعالى ليست متعلقة بشيئ وهي سبب عقلي في صفات المعاني يلزم من وجودها وجود صفات المعاني ما عدا ها ومن عدمها العدم

والدليل على ثبوت الحياة له تعالى وجود العالم

وتركيبه أن تقول إذا لم يكن حيا لكان ميتا ولو كان ميتا لانتفى عنه جميع صفات المعاني ولو انتفى عنه جميع صفات المعاني لم يوجد شيئ من العالم لكن عدم وجود شيئ من العالم باطل لأنه خلاف الحس والعيان

فبطل ما أدي إليه وهو انتفاء صفات المعاني وثبتت له وإذا ثبتت له صفات المعاني ثبتت له الحياة

لإن القادر المريد إلى آخر صفات المعاني لابد أن يكون حيا وإذا ثبت له الحياة استحال عليه الموت الذي هو ضد الحياة


Memahami Sifat Hayat: Hakikat Kehidupan Ilahi yang Menjadi Dasar Segala Sifat

Dalam mempelajari ilmu tauhid, kita sering mendengar tentang sifat Allah yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak. Namun, tahukah anda bahwa semua sifat tersebut bersandar pada satu sifat kunci? Sifat tersebut adalah Sifat Hayat (Hidup). 

Sifat Hayat adalah sifat wajib kesepuluh bagi Allah SWT. Tanpa memahami sifat ini, kita tidak akan bisa memahami bagaimana sifat-sifat kesempurnaan lainnya tegak pada Dzat Allah.

1. Apa itu Sifat Hayat? 

Secara bahasa dan istilah akidah, Hayat adalah sifat Allah yang Azali, Maujudah, dan berdiri pada Dzat Allah. 

Fungsi utama sifat Hayat secara logika (aqli) adalah sebagai penyebab sahnya sifat-sifat lain. Artinya, mustahil bagi sebuah dzat untuk memiliki ilmu, kehendak, dan kuasa jika dzat tersebut tidak hidup. Maka, sifat Hayat-lah yang "mensahkan" Allah untuk bersifat Maha Mengetahui, Maha Mendengar, dan Maha Melihat. 

2. Perbedaan Vital: Hidupnya Allah vs Hidupnya Makhluk

Salah satu konsep penting dalam bab ini adalah membedakan cara "hidup" Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya. 

  • Kehidupan Makhluk (Hawadits): Hidup kita bergantung pada sesuatu yang berada di luar dzat kita, yaitu Ruh. Itulah sebabnya manusia bisa mati, karena ketika ruh tersebut dicabut atau terpisah, maka kehidupan pun berakhir
  • Kehidupan Allah: Allah hidup dengan Dzat-Nya sendiri, bukan karena ruh. Kehidupan Allah tidak membutuhkan perantara atau komponen tambahan apa pun. Inilah alasan mengapa Allah mustahil mengalami kematian, rasa kantuk, apalagi sirna. 

3. Sifat Hayat: Syarat Bagi Sifat-sifat Ma'ani Lainnya

Berbeda dengan sifat Qudrot yang bekerja pada objek makhluk, sifat Hayat tidak memiliki kaitan (تعلق) dengan objek luar. 

Namun, Hayat disebut sebagai Sebab Aqli. Para ulama menjelaskan:

  • Jika sifat Hayat ada, maka sifat-sifat seperti Ilmu, Irodat, dan Qudrot pasti ada
  • Jika sifat Hayat ditiadakan, maka secara otomatis sifat-sifat kesempurnaan lainnya akan ikut hilang

4. Dalil Logis: Membuktikan Allah Maha Hidup

Bagaimana nalar manusia membuktikan bahwa Allah pasti Hidup? Kita bisa mengikuti alur logika berikut:

  1. Fakta: Alam semesta ini nyata dan ada di depan mata kita
  2. Konsekuensi: Keberadaan alam yang teratur ini membuktikan adanya Pencipta yang Maha Kuasa, Maha Berkehendak, dan Maha Mengetahui
  3. Logika: Mungkinkah dzat yang mati memiliki kuasa dan pengetahuan? Tentu saja tidak. Sesuatu yang mati tidak bisa berbuat apa-apa 
  4. Kesimpulan: Karena terbukti Allah memiliki sifat Kuasa dan Kehendak dalam menciptakan alam, maka secara otomatis Allah pasti Hidup. Karena kematian adalah lawan dari kehidupan, dan kematian adalah sebuah kekurangan, maka mustahil Allah bersifat mati.

Kesimpulan dan Hikmah bagi Seorang Mukmin

Memahami Sifat Hayat memberikan kedamaian hati yang luar biasa. Kita menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah al-Hayyu al-Qoyyum (الحي والقيوم) Dzat Maha Hidup dan terus menerus mengurus makhluk-Nya. 

Berbeda dengan manusia yang hidupnya fana dan terbatas, kehidupan Allah bersifat abadi. Hal ini menanamkan rasa tawakal yang kuat karena kita bergantung kepada Dzat yang tidak akan pernah mati, selalu mendengar doa kita, dan selalu mengawasi setiap gerak-gerik kita.

Wassalamualaikum...

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Post a Comment