Kitab Durrul Farid: Sifat Sama'
Assalamualaikum...
Sifat wajib bagi Allah yang kesebelas adalah Sifat Sama', secara harfiah artinya Mendengar dan lawannya adalah Shomamun yang artinya Tuli.
Pada pembahasan Sifat Sama' ini Mushonnif akan memaparkan dan menjelaskan tentang
- Pengertian Sifat Sama'
- Dalil Sifat Sama'
- Tutorial menyusun dalil
- Ta'alluqnya Sifat Sama'
(الدر الفريد)
الصفة الحادية عشرة الواجبة له تعالى السمع وهو صفة له تعالى أزلية موجودة قائمة بذاته تعالى متعلقة بجميع الموجودات من ذوات وأصوات فيسمع ذاته بسمعه ويسمع صفاته بسمعه وغير ذلك من كل موجود
فسمعه تعالى ينكشف له به كل موجود فيسمع بسمعه الأصوات والذوات على التحقيق
فإن قيل تعلق سمعه بالأصوات ظاهر وأما تعلق بالذوات فغير ظاهر؟
فالجواب أنه يجب علينا الإيمان بأن سمعه تعالى متعلق بكل موجود من ذوات وأصوات وإن كنا لانعلم ذلك فكيفية التعلق مجهولة لنا
وسمعه تعالى ليس بأذن ولاصماخ كسمع الحوادث بل هو معنى قائم بذاته تعالى لايطرأ عليه علة تمنعه من السمع كالصمم لأن ذلك من صفات الحوادث
والدليل على ثبوت السمع له تعالى الكتاب والسنة
قال تعالى: وهو السميع البصير
وقال صلى الله عليه وسلم: إنكم لا تدعون أصم ولا غائبا إنكم تدعون سميعا قريبا مجيبا
وأيضا إذا لم يكن سميعا لكان أصم والصمم نقص والنقص عليه محال فثبت له السمع وإذا ثبت له السمع استحال عليه الصمم الذي هو ضد السمع
Menelusuri Hakikat Sifat Sama': Pendengaran Tanpa Batas yang Menjangkau Segalanya
Dalam perjalanan mengenal Allah (Ma'rifatullah), salah satu yang sangat lekat dengan kehidupan kita adalah Sama' atau Maha Mendengar. Namun, pendengaran Allah sangatlah berbeda dengan cara manusia mendengar. Memahami sifat kesebelas yang wajib bagi Allah ini akan mengubah cara kita berinteraksi dengan Sang Pencipta.
1. Definisi Sifat Sama' dalam Tauhid
Sifat Sama' adalah sifat Allah yang Azali, Maujudah dan Qodim. Bukan sekadar kata sifat, Sama' adalah sifat Inkisyaf, artinya sebuah sifat yang menyebabkan tersingkapnya segala sesuatu di hadapan Allah melalui "jalur" pendengaran.
Berbeda dengan pendengaran manusia yang terbatas, pendengaran Allah bersifat mutlak dan tidak terpengaruh oleh jarak, waktu, maupun frekuensi.
2. Cakupan Luar Biasa: Allah Mendengar Suara dan Dzat
Satu hal yang unik dalam pembahasan bab ini adalah objek yang didengar oleh Allah. Para ulama menjelaskan bahwa pendengaran Allah berkaitan dengan segala yang ada (الموجودات)
- Mendengar Suara: Allah mendengar semua suara, dari gemuruh petir hingga bisikan batin manusia yang paling rahasia, tanpa ada satu pun yang tumpang tindih
- Mendengar Dzat (Benda): Mungkin kita bertanya, "Bagaimana mungkin benda yang diam didengar?" Dalam akidah Ahlussunnah, kita wajib beriman bahwa pendengaran Allah menjangkau suara sekaligus dzat benda. Meskipun akal manusia terbatas untuk memahami "bagaimana" caranya (كيفية), kita mengimani hakikatnya karena pendengaran Allah adalah kesempurnaan yang tak terbatas.
3. Penyucian (تنزيه) dari Kemiripan dengan Makhluk
Allah Maha Mendengar, namun pendengaran-Nya suci dari sifat-sifat baru (hawadits). Kita harus memahami perbedaan besar ini.
- Tanpa Alat: Allah mendengar tanpa telinga, tanpa lubang telinga, dan tanpa gendang telinga. Alat-alat tersebut adalah organ makhluk yang bersifat lemah, sedangkan Allah tidak membutuhkan perantara
- Tanpa Gangguan: Pendengaran Allah tidak mungkin mengalami ketulian, penyumbatan, atau gangguan sinyal. Sifat tuli adalah kekurangan, dan Allah Maha Suci dari segala kekurangan.
4. Landasan Kuat: Dalil Naqli dan Aqli
Keimanan kita terhadap sifat Sama' didasarkan pada dua pondasi utama:
- Dalil Al-Qur'an dan Hadits: Allah berfirman, "Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. Asy-Syura: 11). Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa saat kita berdoa, kita tidak sedang memanggil Dzat yang tuli atau jauh, melainkan Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat
- Dalil Logika (Akal): Secara logika, tuhan yang tidak mendengar berarti tuhan yang memiliki kekurangan (tuli). Sesuatu yang memiliki kekurangan tidak layak menjadi Tuhan. Maka, secara akal, Allah harus memiliki sifat sempurna, yaitu Maha Mendengar.
5. Hikmah Bagi Seorang Hamba
Mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar segala sesuatu mendatangkan dampak besar bagi spiritualitas kita.
- Menjaga Lisan: Kita akan lebih berhati-hati karena sadar bahwa setiap kata, bahkan yang diucapkan dalam hati, didengar oleh-Nya
- Ketenangan dalam Do'a: Tidak perlu berteriak untuk didengar oleh Allah. Bahkan air mata yang jatuh dalam keheningan adalah "suara" yang nyata bagi-Nya
- Tawakal: Merasa tenang karena ada Dzat yang selalu memantau dan mendengar segala keluh kesah kita tanpa pernah merasa bosan.
Kesimpulan
Sifat Sama' adalah manifestasi keagungan Allah yang menjangkau seluruh alam semesta. Dengan memahami bahwa Allah mendengar dzat dan suara tanpa alat, kita semakin menyadari betapa kecilnya kita dan betapa Maha Besarnya Sang Pencipta.
Wassalamualaikum...
